Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) saat ini telah semakin populer dan banyak di terapkan di bidang pendidikan karena manfaatnya yang tak terbantahkan. Dengan di terapkannya media edukasi melalui perangkat AR dan VR, ketertarikan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran meningkat dengan pesat. Melalui media kacamata Mixed Reality (MR), tidak perlu rumit dan panjang lebar lagi dalam menjelaskan materi pelajaran. Hal ini memiliki potensi untuk mendesain ulang dan merevolusi cara kita mengajar dan belajar. Namun, hingga kini edukasi AR dan VR masih memiliki hambatan yang menjadi tantangan tersendiri dalam penerapannya, berikut 5 hambatannya.

1. Permasalahan Ketersediaan Dana

kendala dana untuk edukasi ar dan vr

Image Source : digi-capital

Salah satu masalah terbesar yang di alami teknologi pendidikan baru ini adalah ketersediaan dana untuk menerapkannya di ruang kelas. Sebagian besar kendala yang dialami oleh sistem pendidikan publik adalah kurangnya dana. Menginvestasikan ratusan juta rupiah untuk peralatan teknologi baru dalam pendidikan, ditambah menyiapkan pengamanan yang diperlukan dan biaya pelatihan, membuat hal ini bisa menjadi hambatan yang cukup besar.

Tetapi dilihat dari manfaatnya yang dapat tingkatkan kualitas pendidikan, berarti akan terjadi peningkatan juga terhadap kualitas manusia di Negeri ini. Terlebih lagi apabila pemerintah ikut mendukung dan berpartisipasi juga dalam realisasikan penerapan teknologi pendidikan ini, tentu investasi tersebut sangat layak untuk dilakukan.

2. Kurangnya Investasi

Image Source : digi-capital

Produksi suatu produk dalam jumlah yang besar dapat menurunkan harga pasar untuk produk tersebut sehingga menjadikannya lebih terjangkau, termasuk produk AR dan VR untuk teknologi pendidikan ini. Tetapi untuk memproduksi dalam jumlah besar membutuhkan investasi dalam jumlah besar juga. Masalahnya adalah, investasi untuk memproduksi teknologi pendidikan ini hingga saat ini masihlah sangat kurang.

Peran pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan ini, karena kembali lagi ke point sebelumnya bahwa dampak dari diterapkannya teknologi pendidikan ini adalah meningkatnya kualitas manusia, dan dampaknya akan sangat dirasakan dengan semakin meningkatnya pembangunan Negeri ke arah yang positif.

3. Kualitas Konten

penerapan edukasi ar dan vr di sekolah

Image Source : cdn0.tnwcdn

Konten merupakan hal yang penting karena merupakan hal yang akan di konsumsi oleh pengguna teknologi edukasi AR dan VR ini. Apalah artinya suatu teknologi tanpa adanya konten yang bermanfaat bagi penggunanya. Dalam kasus ini, untuk mendorong sekolah atau instansi pendidikan lainnya dalam membeli teknologi pendidikan ini, tentu mereka membutuhkan suatu alasan kenapa harus membelinya, dan salah satu pendorong utama adalah konten yang bermanfaat, berkualitas, serta bisa meningkatkan mutu pendidikan dengan materi pengajaran yang lebih mudah diserap oleh siswa, dan memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran.

Baca juga: Belajar STEM Dengan AR Tingkatkan Minat Belajar Anak di Usia Dini

4. Distribusi dan Peluncuran

edukasi ar dan vr

Image Source : emergingedtech

Distribusi secara langsung terkait dengan investasi. Ketika tidak ada distribusi dengan skala yang meluas, sulit untuk mengumpulkan dana guna menciptakan “hal-hal yang interaktif,”, seperti dalam kasus Chromebook sebagai referensi. 

Chromebook memiliki titik harga yang pas dan telah berhasil memperluas pasarnya ke sekolah-sekolah. Tetapi itu terjadi pada tingkat yang berbeda di tempat yang berbeda. AR dan VR kemungkinan akan menempuh jalan yang serupa dengan Chromebook.

5. Teknologi Transisi

Image Source : edtechreview


Penerapan AR dan VR di sekolah tingkatkan kualitas pendidikan dan minat belajar anak

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !


Seperti halnya perubahan teknologi baru, akan ada periode transisi untuk merasa nyaman dengan format dan platform baru. Hal ini bisa menjadi kendala ketika para pengajar tidak dapat mengikuti periode transisi tersebut. Teknologi di kelas yang imersif dan interaktif sangat menarik untuk diterapkan. Daripada membaca secara pasif tentang pengalaman orang lain, peserta didik harus secara aktif membangun proyek mereka sendiri seperti mengeksekusi, mengulang dan belajar. 

Hambatan di atas akan menjadi tantangan bagi para pengembang untuk segera mencari solusinya, hal ini dikarenakan AR maupun VR sendiri memiliki potensi yang sangat besar apabila mampu dikembangkan dan diaplikasikan dalam proses pembelajaran bagi anak.