Filter Augmented Reality (AR) masih belum diakui dalam industri AR. Fakta ini cukup mengejutkan mengingat lebih dari 600 ribu filter Snap Lens telah dibuat sejak Lens Studio memulai debutnya pada 2017. Belum lagi Facebook melaporkan lebih dari satu miliar pengguna media sosial tersebut berinteraksi dengan filter Spark AR dalam banyak fitur Facebook. Padahal teknologi AR mampu tingkatkan brand image suatu produk karena pengalaman baru dan interaktif yang diberikannya, dan ini akan sayang sekali apabila tidak dimanfaatkan dengan optimal oleh brand dan bisnis di Indonesia. 

Filter AR jarang diperkenalkan kepada konsumen. Kalau pun diperkenalkan, filter tersebut acapkali muncul sebagai gimmick konyol seperti mulut yang memuntahkan pelangi contohnya. Tampilan semacam itu tidak akan ditanggapi serius jika melihat industri AR secara keseluruhan. Tetapi kita tidak bisa mengabaikan efek filter AR begitu saja sebab bagaimana pun filter itu membuka jalan menuju komputasi spasial di masa depan.

Filter AR membentuk perilaku baru bagi penggunanya, mendidik publik tentang penggunaan visi komputer dan 3D serta membekali brand agar merangkul calon audiens dengan menggunakan alat baru. 

Di bawah ini adalah 10 hal menarik yang mungkin belum Anda ketahui tentang filter AR yang mampu tingkatkan brand image saat ini, dan sangat sayang untuk dilewatkan.

1.    Filter AR Menarik Audiens ke Lokasi Fisik Bisnis Anda

digitalisasi museum

AR memberikan kehidupan baru bagi museum dan tempat wisata. AR menyediakan pengalaman baru bagi pengunjung yang sebelumnya pernah mendatangi tempat tersebut dan memberikan alasan bagi turis baru untuk menjadikannya tujuan wisata. Contohnya saja Tate Museum yang menggunakan teknologi AR untuk menyeleksi karya seni yang dapat menghidupkan museum dan tempat wisata dengan filter AR melalui digitalisasi museum.

Di lain pihak, kreator menggunakan template Landmarker dari Snapchat supaya publik dapat melakukan remix bangunan penting dunia. Sebagai contoh, pengguna dapat mengubah Gedung Flatiron di kota New York menjadi pizza, membalut istana Buckingham dengan kostum Pride atau yang baru-baru ini, pintu gerbang bertemakan Diwali oleh Spotify di Mumbai.

Aktivasi tersebut membutuhkan pengguna berada di lokasi untuk merasakan pengalaman tersebut, yang pada akhirnya memperkuat keinginan mereka untuk berada di lokasi tersebut secara nyata. Apabila diterapkan dengan optimal, tentu aktivasi melalui teknologi AR ini dapat tingkatkan brand image bisnis Anda karena menghubungkan konten AR yang memukau dengan lokasi bisnis Anda.

2. Filter AR Efektifkan Pemasaran Melalui Influencer dan Duta Brand

Pemasaran melalui influencer telah menjadi cara efektif bagi brand dalam mencapai target audiens di media sosial. Influencer di media sosial tinggal mengambil foto menarik dengan produk yang hendak dipasarkan lalu pesan brand produk tersebut secara organik terkandung dalam postingan mereka.

Filter AR membawa pemasaran melalui influencer ke tingkat yang lebih tinggi dengan memberikan influencer alat untuk memasukkan brand, terutama dalam mempersonifikasikan produk atau pesan dari brand itu sendiri.

Duta brand tidak hanya menggunakan brand Anda tetapi mereka menjadi brand tersebut dengan menggunakan filter yang mengubah mereka menjadi bagian dari kampanye pemasaran. Berkat fitur filter yang bisa dibagikan, penggemar influencer tersebut dapat memakai filter yang sama untuk membuat kampanye berbasis AR ini menjadi viral.

Contoh yang paling tepat untuk hal ini adalah kampanye #PUMANSOFSG yang dibuat oleh UltraSuperNew di Singapura. Enam influencer memperoleh filter Instagram bermerk Puma yang menjadi viral dengan tagar tersebut. Inti dari kampanye tersebut adalah mengubah keseluruhan populasi pengguna menjadi maskot Puma. Terbukti bahwa AR benar-benar mampu tingkatkan brand image suatu produk.

3.  Filter Merevolusi Dunia Mode dan Kecantikan

Filter AR kini digunakan oleh perusahaan kecantikan dan fashion, seperti Dior, L’Oreal, Sephora dan Micheal Kors. Filter AR digunakan sebagai cara baru untuk menggaet calon pembeli untuk mencoba riasan dan aksesoris. Mencoba riasan dan aksesoris secara virtual mentransformasi e-commerce dimana konsumen menjadi lebih mempercayai produk tersebut, membantu tim penjualan hingga akhirnya menurunkan kecenderungan pengembalian produk.

Sementara filter itu digunakan untuk menjual produk fisik, inovasi tersebut mulai menghilangkan produk fisik. Instagram, TikTok dan Snapchat memiliki filter kecantikan dan aksesoris yang tidak mewajibkan Anda memakai tata rias, kacamata, topi dan bahkan perhiasan saat Anda membuat cerita atau postingan di aplikasi tersebut.

4.  AR Mendorong Masyarakat Untuk Lebih Peduli dan Saling Membantu

Baca juga: Strategi Pemasaran Produk Efektif Dengan Teknologi Augmented Reality

Filter wajah mungkin terdengar sangat egois tetapi fitur ini mempunyai sisi altruistik. Beberapa kreator menggunakan filter sebagai medium baru untuk menambah kepedulian untuk topik tertentu. Poin ini sesuai dengan Gen Z, generasi aktivis yang lebih muda. Baru-baru ini, Snapchat bekerjasama dengan (RED) dan sebuah tim seniman jalanan dalam menciptakan serangkaian lensa dunia dan wajah sebagai bagian dari kampanye Paint (RED) Save Lives. Ini merupakan kampanye untuk meningkatkan kepedulian melawan AIDS jelang Konferensi Penambahan Dana Dunia.

Senada dengan kampanye tersebut, katalog Instagram terbaru, Effects, mempunyai kategori lengkap yang spesifik membahas tema tertentu sembari menggaris bawahi filter yang bisa digunakan untuk membuktikan dukungan mereka. Memakai filter tersebut dalam story Anda dan menambahkan tombol “Sumbang” merupakan cara positif yang seru.

Salah satu filter bagus Instagram Cause adalah filter Amazonia buatan Allan Berger yang menggantikan Anda dalam sebuah video atau foto lalu mengubahnya dengan hutan Amazon yang terbakar untuk menunjukkan kepedulian tentang perubahan iklim.

5. AR Merevolusi Game dengan Menggunakan Tubuh Pengguna Sebagai Controller 

Salah satu perkembangan paling menarik dalam dunia filter adalah munculnya filter game AR. Snap meluncurkan lensa Snappable untuk memainkan game AR pada April 2018. Game ini unik sebab Anda dapat mengendalikan game tersebut melalui sentuhan, gerakan dan bahkan ekspresi wajah Anda sendiri.

Walau Facebook belum secara resmi merilis produk gaming tersendiri, komunitas kreator telah memaksimalkan kemampuan pembuatan skrip platform Spark AR untuk menciptakan penawaran serupa seperti yang ada di Facebook dan Instagram.

Kreator memainkan beberapa masukan di atas untuk memperbaharui game lama dan membuat game baru. Tahap awal menunjukkan hasil menakjubkan yang bisa memberikan pengalaman baru bagi pengguna yang mungkin menjadi standar dalam gaming AR di masa depan.

6. Filter AR Menjadi Bentuk Seni Tersendiri

Seniman dari berbagai latar belakang menggunakan wajah sebagai kanvas baru sedangkan filter menjadi kuas terbaru. Kreator filter seperti Andy Picci memakai AR sebagai cara membuat komentar tentang masyarakat dan budaya. Picci, seniman dan pujangga konseptual, telah membuat serangkaian filter untuk mengekspresikan diri tentang budaya selfie sebagai bagian dari penggunaan seni yang terus berlanjut tentang popularitas, jejaring sosial dan pencarian jati diri penuh makna.

Bukan hanya kreator tersebut yang memakai filter sebagai seni. Seniman tradisional turut memakai AR sebagai bentuk mengekspresikan diri. Helen Breznik merupakan contoh paling pas untuk hal ini. Breznik memanfaatkan latar belakangnya di bidang fotografi untuk menangkap filter  video dan foto yang indah. Hasil akhirnya pun sungguh spektakuler dan halus secara alamiah.

7. Filter Membuat Pengguna Bereksperimen dengan Identitas dan Menemukan Cara Ekspresi Diri Terbaru

AR sangat membantu masyarakat melonggarkan cengkraman pada konstruksi identitas lama yang tidak semuanya tetap sesuai dengan budaya masa kini. Filter tersebut memberikan peluang bagi pengguna menyeleksi bagaimana mereka berharap bisa mempresentasikan diri ke masyarakat. Filter buatan Snap di atas dibekali kecerdasan buatan dengan fitur penyeleksi gender dan umur. Filter tersebut ramai diperbincangkan netizen awal tahun ini sebab menunjukkan bagaimana AR dapat menjadi cara mengeksplorasi identitas gender dan umur.

Belum lama ini, Instagram merayakan Pride 2019 dengan meluncurkan sejumlah filter yang memberikan pengguna cara unik untuk mengekspresikan orientasi seksual dan gender mereka.

Sayangnya, AR dengan mengusung visi kebebasan berekspresi pun mempunyai batasan. Belum lama ini, Facebook menerbitkan panduan filter terbaru yang menghilangkan semua filter dan menunda peluncuran filter baru terkait operasi plastik. Facebook berpendapat langkah tersebut membuat Spark AR menghadirkan pengalaman positif. Di lain pihak, keputusan tersebut mengingatkan kita tentang aturan AR sosial yang membatasi konten bagi pengguna yang entah berdampak baik atau buruk bagi mereka. 

8.  Filter Mendemonstrasikan Efek Khusus dengan Memberikan Keahlian VFX bagi Siapa Pun

Sekarang ini, setiap orang adalah kreator. Komputer dan ponsel cerdas telah memberikan akses ke perlengkapan dan peralatan yang dulunya hanya ada di tangan ahlinya. Kini, setiap orang adalah fotografer dan videographer. Setiap orang mempunyai perusahaan media dan rumah produksi. Tetapi satu hal yang belum bisa membuka akses ke setiap kreator yakni CGI dan VFX. Hal ini juga berhasil di ambil alih oleh siapapun dengan hadirnya AR.

TikTok memberikan contoh bagaimana CGI dan VFX tak lagi mengenal level keahlian. Katalog filter TikTok yang disebut sebagai “Efek” digunakan oleh pengguna remaja dalam jaringan video sosial pertamanya. Mereka bisa membuat dan mengedit video klip layaknya editor profesional. Hasil akhirnya dapat berupa video canggih yang menceritakan sesuatu.

Baca juga: Cermin AR Memungkinkanmu Untuk Berganti Berbagai Warna Rambut Dalam Hitungan Detik

9. Filter Dapat Membuat dan Memasarkan Video Musik yang Bisa Di-Remix oleh Penggemar

Filter AR telah menjadi hal pokok dalam rencana pemasaran musik terbaru.

Maroon 5, Nicki Minaj, Lana Del Rey, dan banyak musisi lainnya telah memaksimalkan fitur viral lensa dan filter agar penggemar masing-masing musisi tersebut mengetahui album baru mereka. Filter yang mencampurkan realita dapat menciptakan portal yang berfungsi sebagai pintu ke dunia fantastis dengan mengambil inspirasi dari karya seni album musisi tersebut. Filter wajah dapat membuat pengguna bisa bernyanyi selama single pertama meluncur.

Filter juga bisa dipakai sebagai efek dalam video musik mereka lalu mengunggahnya ke feed masing-masing. Mark Ronson dan King Princess memakai filter Instagram oleh Dan Moller untuk mengambil gambar video musik teranyar “Pieces of Us” lalu memberikan filter yang sama ke penggemar agar dapat membuat versi mereka masing-masing.

 10. AR Dapat Digunakan Untuk Menghidupkan Kertas dan Penunjuk Fisik

Lensa dan filter dapat digunakan untuk menghidupkan penanda, buku, majalah hingga lambing acara. Snapchat menggunakan Lens untuk menghidupkan baliho untuk acara Snap Original TV. Tahun ini, Oculus Connect, target gambar Spark AR, digunakan untuk menghidupkan logo konferensi dalam Instagram ke tampilan peta 3D lokasi acara sepanjang pembaharuan agenda secara real-time.


Augmented Reality tingkatkan brand image dan angka penjualan produk Anda

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !


Sepuluh fungsi filter AR di atas menunjukkan manfaat teknologi ini yang merambah banyak bidang, termasuk seni. Baik untuk penjualan produk atau pun ekspresi diri, filter AR semakin menemukan ruang yang terus signifikan bagi beragam segmen dan dalam diri pelakonnya. Dengan 10 fakta di atas, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa AR mampu  tingkatkan brand image dengan berjuta pengalaman mendalam bagi penggunanya.