Sejarah tentang augmented reality sudah dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan sebuah simulator yang disebutnya sensorama.

Dan setelahnya teknologi terus bertumbuh. Mimpi yang berubah menjadi kenyataan terwujud dalam produk Augmented Reality yang dapat kita nikmati seperti saat ini.

Dimasa sekarang, mungkin masih sedikit kita jumpai penerapan Augmented Reality untuk membangun pengertian terkait produk konsumsi pada kelas konsumen rumah tangga. Namun tidak lama lagi, kita akan mendapatkan informasi hanya dengan menggunakan packaging ataupun selebaran (brosur) dari suatu produk saja.

Dengan menggunakan Augmented Reality yang menggabungkan antara dunia maya dan dunia nyata, ini merupakan solusi yang sangat baik dan sangat berpengaruh pada Brand Awareness bagi sebuah produk, sehingga meningkatkan angka penjualan dari produk tersebut.

Tidak seperti Virtual Reality yang bertujuan menggantikan persepsi dunia dengan yang buatan, Augmented Reality memiliki tujuan untuk meningkatkan persepsi seseorang dari dunia sekitarnya.

Menjadi sebagian virtual dan nyata, teknologi antarmuka baru Augmented Reality, mampu menampilkan informasi yang relevan.

Relevansi yang ikta dapatkan ini sangat membantu dalam bidang  pendidikan, pelatihan, perbaikan/pemeliharaan, manufaktur, militer, permainan dan hiburan.

Augmented Reality memiliki banyak keuntungan karena pengguna dapat melihat dan menyentuh benda-benda digital dan dapat berinteraksi dengan elemen-elemen digital.

Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality berarti akan melahirkan jenis baru interaksi antara manusia dengan komputer.